SEJARAH PERATURAN SEPAK BOLA (Part 2)

Bosman Ruling (Aturan Bosman)

Pengaturan Bosman (Bosman Ruling) telah mengubah wajah sepakbola Eropa, terutama dalam hal transfer pemain. Sebelum adanya Bosman Ruling, klub sepakbola merupakan majikan bagi pemain dalam skuadnya. Setelah adanya Bosman Ruling, pemainlah yang menjadi raja. Pemain andal bisa mendapatkan jutaan dolar setiap tahun.

Bosman Ruling melarang adanya harga transfer untuk pemain yang telah selesai masa kontraknya. Sebelum itu, klub bisa mendapatkan kompensasi dari transfer pemain meskipun pemain tersebut telah habis kontraknya. Selain itu, klub juga bisa mengganjal perpindahan pemain yang habis masa kontraknya ke klub lain.

Bosman Ruling menetapkan bahwa klub tidak berhak menahan pemain yang masa kontraknya selesai untuk mendapatkan kompensasi. Pemain tersebut masuk kategori "bebas transfer". Jika pemain tersebut menandatangani kontrak jutaan dolar, klub lamanya tidak mendapatkan apapun. Klub pembelinya bisa menjadikan nilai transaksi tersebut sebagai gaji bagi pemain tersebut dalam masa kontrak.

Bosman Ruling juga menolak batasan pemain asing yang boleh bermain dalam pertandingan di liga dalam negara-negara Eropa seperti yang diberlakukan UEFA. Sebelumya, UEFA menetapkan peraturan "tiga plus dua" untuk pemain asing yang turun dalam turnamen Eropa, yakni hanya boleh tiga pemain luar Uni Eropa dan dua pemain "asimilasi", yakni pemain asing yang sudah bermain di liga melalui jalur pemain muda.

Pengaturan Bosman ini mempersulit upaya UEFA menumbuhkan pemain-pemain andal lokal. Meski begitu, pengaturan UEFA "tiga plus dua" telah mempersulit klub-klub memainkan semua pemain andalannya dalam sebuah pertandingan.

Bosman Ruling muncul berkat jasa Jean-Marc Bosman, pemain di RFC Liege, klub divisi dua Liga Belgia. Kontraknya berakhir pada 1990 dan dia berniat pindah ke Dunkerque, klub di Prancis. Namun Dunkerque tidak memberikan kompensasi transfer yang cukup kepada RFC Liege. Klub Belgia itu menolak perpindahan Bosman.

Bosman sendiri bukan termasuk tim inti di RFC Liege sehingga gajinya pun diturunkan. Merasa teraniaya, Bosman membawa kasus itu ke European Court of Justice (ECJ) di Luxembourg. Setelah perjuangan yang panjang, dia memenangkan kasus tersebut dan pada 15 December 1995, pengadilan memberi pemain tersebut, dan juga semua pemain di Eropa, untuk bebas transfer setelah kontrak mereka habis.

Sumber: http://www.liputanbola.com

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan hanya melihat-lihat, tulis komentar atau ikuti pooling yang ada, supaya saya tahu bahwa Anda pernah berkunjung ke sini. Terima kasih atas kesediaannya.