Guru Zaman Sekarang



Semua profesi yang kita jalani tidaklah semudah yang kita fikirkan. Banyak jalan berliku yang menghadang, tak terkecuali menjadi seorang guru. Apalagi menjadi guru di zaman teknologi ini, semuanya menjadi serba salah. Apabila kita tidak menguasai iptek, kita akan ketinggalan dengan murid-murid kita yang, mungkin, sudah tahu lebih banyak.




Selain itu, dengan kecanggihan teknologi pula, prilaku guru dapat dipantau oleh siapapun. Yang paling sering ditampilkan di TV dan media cetak lainnya adalah kasus-kasus pemukulan murid oleh OKNUM guru, bahkan pembunuhan! Na'udzubillah. Inikah potret para pendidik? Tentu sebagian besar guru sangat menyayangkan kejadian tersebut, karena ditengah perhatian pemerintah terhadap guru, para oknum itu mencoret raport guru yang sudah sekian lama pas-pasan.




Lain lagi, dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), guru-guru diberi pekerjaan administrasi yang sangat menumpuk! Setiap detail perkembangan anak harus dituliskan. Pembuatan perangkat pengajaran pun mengalami perubahan yang kadang-kadang membingungkan. Akhirnya, metode copy-paste (plagiat dari guru lain yang sudah terlebihdahulu membuat) pun dilakukan. Tapi tidak semuanya begitu. Alhamdulillah penulis sempat membuat administrasi sendiri (dan SUMPAH, tidak akan diberikan pada siapapun!) hehe...




Orang tua penulis, keduanya adalah guru. Mereka mendapatkan gaji yang lebih "murah" dari harga kambing sekalipun! Tapi alhamdulillah, sejak kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid, gaji guru dinaikkan. Tapi, harga-harga kebutuhan pokok pun ikut naik. Agak percuma memang.


Di tahun 2009 ini, pemerintahan SBY-JK juga berencana menaikkan gaji guru. Di situs http://www.depdiknas.go.id/ keduanya berjanji meningkatkan lagi gaji guru (PNS) terendah (Golongan IIa) yang mempunyai masa kerja 0 tahun dan belum menikah, menjadi RP. 2 juta per bulan! Penulis kini baru Golongan IIIb. Insya Allah akan lebih dari itu (kalau tidak banyak ngeridit lagi) :-) Apalagi mereka yang sudah lolos sertifikasi, gajinya bisa 2 kali lipat dari gaji asal. Kira-kira sekitar 5 atau 6 juta per bulan. Amin. Siapapun faham, pekerjaan, integritas, dan keilmuan guru harus ditingkatkan sehingga bisa "sesuai" dengan gaji yang diterima.


Namun, tidak semua bisa seberuntung guru-guru PNS. Guru honorer/sukwan yang digaji antara Rp. 50 ribu sd 200 ribu per bulan, hanya bisa mengelus dada dengan keputusan pemerintah itu. Memang, mereka juga menerima tunjangan dari pemerintah setiap tahun, tapi masih jauh jumlahnya dibandingkan dengan guru PNS. Penulis juga pernah merasakan jadi guru honorer, antara tahun 2000-2003. Sulit memang dengan gaji 200 ribu dapat hidup layak. Mudah-mudahan pemerintah dapat berbuat yang lebih untuk seluruh guru di Indonesia, karena tanggung jawab yang dipikul juga tidak jauh beda.

2 komentar:

Anonim Minggu, Januari 11, 2009  

lumayan baik untuk memulai sesuatu yang baru kita kenal. Go get them, maju terus pantang mundur zed d-master. JOE ...

Master Minggu, Januari 11, 2009  

Thanx 4 your spirit, Joe.
Keep trying to be creative and to be the best!

Posting Komentar

Jangan hanya melihat-lihat, tulis komentar atau ikuti pooling yang ada, supaya saya tahu bahwa Anda pernah berkunjung ke sini. Terima kasih atas kesediaannya.